Sabtu, 07 November 2015

MOS…. Yang sering dikenal dengan masa orientasi siswa. Inilah yang kebanyakan dilakukan mahasiswa senior kepada mahasiswa baru ketika memasuki sekolah menengah atas atau perguruan tinggi. Kebanyakan orang khususnya senior sangat senang jika melakukan Mos. Ya, karena senior bisa memperkenalkan kawasan kampusnya dengan baik, educated, dan akrab. Oopps, maaf itu merupakan hanya sebuah imajinasi saya. Sebaliknya saya melihat Mos itu dilakukan bukanlah menjadi sebuah educated tetapi yang sangat memalukan. Seperti senior membuat junior menangis, memohon, agar apa yang dikatakan senior itu dapat dilakukan junior. Dan junior akan diberikan sebuah nama oleh senior (Seperti nama planet, binatang, dll) agar namanya bisa dikenal senior dan junior dapat mempertanggung jawabkannya. Selain itu, beberapa orang yang sedang melakukan Mos meninggal dunia karena kelelahan dan diberikan suatu yang tidak baik. Kebanyakan yang bilang bahwa hal ini sangat baik dilakukan karena katanya baik untuk menguji “Mental”.

Ngomong-ngomong tentang mental, sebenarnya apakah defenisi mental? Menurut kamus bahasa Indonesia, mental adalah bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga. Sudah jelas, apakah kejadian diatas menunjukan sebuah watak manusia?. Mungkin anda bertanya bahwa saya menulis ini karena saya mempunyai kejadian buruk ketika Mos di SMA atau Perguruan Tinggi. Jawabannya TIDAK. Saya melihat bahwa istilah Mos sudah sangat lengket dipikiran tiap orang bahwa itu tidak baik dan kelakuan yang kurang kerjaan. Namun sebaliknya aku mengatakan bahwa Mos itu haruslah DILAKUKAN tetapi dengan cara yang benar-benar educated, atau yang membuat mahasiswa baru itu dapat merasakan kemana mereka akan melangkah ke arah yang lebih baik.

    Nah, sekarang aku ingin bercerita sedikit tentang pengalaman ku bagaimana Mos dilakukan di salah satu sekolah di Taiwan. Mos disini dikenal dengan Summer camp atau English Summer Camp. Dari namanya saja kita bisa mengetahui bahwa ini dilakukan ketika libur summer atau musim panas. Ini dilakukan satu minggu sebelum masuk pelajaran baru. Jadi ketika saya menjadi panitia, saya merasa kagum dengan yang mereka perbuat. Ketika mereka melakukan summer camp, mereka tidak ada mengenal istilah Jengkol, Petai, atau semacamnya. Jadi disini mereka memang didik, dibenahi dengan materi berbasis bahasa inggris, dan mereka diberikan tugas presentasi yang akan mereka presentasikan di hari terakhir summer camp. Jadwal mereka dari Pkl.08.00-21.00 dimana dari pukul 08.00-12.00 mereka akan belajar di kelas, dan istirahat 2 jam dan dilanjutkan juga bagaimana membuat presentasi untuk mahasiswa 02.00-17.00. Dan dari pkl 18.00-21.00 Mereka akan ada sebuah games atau memperkenalkan sekolah kepada junior dan ini bertujuan untuk mempererat keakraban antar junior dan senior. Lalu mereka akan tidur di asrama setelah melakukan camp. Selain itu, mereka juga dilatih bagaimana bertanggung jawab seperti mereka akan dinilai dengan projek yang mereka lakukan. Dan inilah yang akan menentukan apakah mereka diterima atau tidak disekolah tersebut. Satu hal lagi, mereka juga dilatih untuk disiplin.
           
Discussion


Presentation
Time Keeper




Games

            Bagaimana dengan saya? Apa yang saya lakukan? Di camp ini, saya bertugas menjadi asisten guru yang bertugas untuk memberikan arahan kepada junior, mengabsen, dan membantu guru jika guru membutuhkan sesuatu, dan menghitung nilai mereka selama 1 minggu. Jadi, panitia disini seperti senior yang dimana sebelum summer camp, panitia dilatih selama lima hari agar senior tahu apa yang akan mereka lakukan. Disini saya bukan membandingkan suatu kejadian yang terjadi di beda Negara, tetapi saya memberikan tulisan ini agar kita dapat terinspirasi dari hal yang baik. Bisa saja anda tidak sependapat dengan saya, karena setiap orang mempunyai hak.Semoga bermanfaat!!
Enjoying Concert in The School