Rabu, 19 Agustus 2015…. Aroma dan khas kemerdekaan Republik Indonesia yang ke
70 tahun masih saja tercium di Negara Formosa ini. Selagi kami masih libur dari
segala projek yang dari Profesor, Aku bersama teman-teman ku diajak salah
seorang petugas yang darahnya 80% Cina, 10% Arab, dan 10% Toraja diajak
untuk pergi ke desa Sanxia, Taiwan untuk merayakan dan menghibur saudara
saudari yang ada di detention. Sebelum saya berbagi arti kemerdakaan yang
mereka alami di Negara ini, saya ingin memberitahukan bahwa detention ini
adalah tempat dimana para pekerja asing ditangkap karena mereka kabur dari
tempat kerja mereka. jadi sebelum dokumen mereka beres, mereka belum bisa
pulang ke Negaranya masing-masing. Jadi ditempat ini, aku sangat terkejut. Kenapa?
Di tempat ini saya merasa bukan detention, karena tempat ini bersih, dan luas.
Kurang lebih dari 1 jam dari Neili, kami sampai ke tempat ini.
Untuk masuk ke tempat ini, tidak diperbolehkan untuk sembarang orang. Harus ada
petugas yang membawa atau menjamin. Selain itu, pengunjung harus menunjukan
kartu tanda pengenal (ARC) agar bisa masuk ke tempat ini. Kami pun masuk,
dengan membawa bahan dan peralatan kami untuk dapat kami berikan kepada
saudara/i asal Indonesia di tempat ini. Ketika kami masuk, saya melihat ada
banyak sekali asal Negara Indonesia yang tertangkap dibanding dari negara2
lain. Mereka pun dibagi kelompok sesuai dengan negaranya masing2.
Kami pun memulai acaranya, dan salah seorang temanku memimpin dahulu. Kami pun
bersama2 menyanyikan Indonesia Raya untuk memulai acara di detention. Dalam
menyanyikan lagu tersebut, saya mencoba untuk memperhatikan satu/satu teman2
yang ada di detention. Ketika mereka menyanyikan lagu tersebut, saya melihat
beberapa orang khususnya cewek menangis sambil menyanyikan lagu tersebut. Aku
berpikir, mungkin mereka menangis karena rindunya akan sanak saudara yang ada
di Indonesia atau ingin segera pulang ke negara Indonesia. Ditambah lagi kami
menyanyikan lagu Hari Merdeka. Setelah menyanyikan lagu Hari Merdeka, temanku
pun mengatakan MERDEKA. Setelah itu aku mendengar dari barisan laki-laki, bahwa dia
belom merdeka karena masih berada di detention.
Setelah temanku memimpin lagu
untuk dinyanyikan, akupun mengambil bagian dalam acara ini. Aku kembali
memperkenalkan diri bahwa aku berperan sebagai JK dan temanku yang satu lagi
berperan sebagai JD. Hahaha…. (Biar mereka terhibur) jadi sebenarnya ketika aku
ngambil bagian, aku sebenarnya bingung mau buat acara apa. Eh dengan tiba2, ada
sebuah ide yang masuk agar aku membuat acara dan menanyakan kepada mereka “Apa
arti dari kemerdekaan buat mereka? dan Apa Harapannya buat Indonesia?” Ketika
aku bertanya, ada seorang laki dengan berani maju walau teman-temannya mentertawakan
dia. Pria tersebut yang asalnya dari Kediri. Dia mengungkapkan “Kermerdekaan
itu adalah kebebasan yang dimana ada batasnya dan harapannya buat Indonesia
agar lebih memperhatikan rakyat Indonesia seperti kami ini Mas.” Dan saya
kambali melontarkan pertanyaan yang sama dan yang saya ingin wanita yang
menjawab. Lalu seoranng wanita pun maju dengan memperkenalkan namanya. Namanya
adalah Sri yang asalnya dari Kediri juga. Dia mengatakan bahwa di hari
kemerdekaan ini adalah hari dimana dia merayakan hari ulang tahunnya juga. Jadi
dia mengungkapan bahwa ini adalah pertama kalinya dia merayakannya di
detention. Ketika dia mengatakan itu, dia menangis. Harapannya buat Indonesia
agar lebih memperhatikan warganya terkhusus di Negara orang yang lagi mencari
nafkah. Dan harapan mereka itu agar warganya itu tidak lagi pergi ke Negara
orang untuk mencari nafkah, dan lapangan perkerjaan lebih tersedia lagi untuk
orang2 yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang bagus. Dan dia
berharap agar kemerdekaan ini bukan hanya dalam perkataan saja namu dalam
tindakan yang nyata. Mereka menangis, namun apa daya tidak ada yang bisa mereka
perbuat hanya pasrah dan berharap agar semuanya cepat terselesaikan dan
merdeka. Satu hal lagi, agar agency yang tidak bertanggung jawab, agar lebih
ditindak dan buat calon pekerja yang akan ke luar negeri agar lebih berhati2
lagi.
Menit pun berjalan terus karena
kami pun mempunyai batas waktu mengadakan acara di detention. Kami pun membagi
kelompok kecil agar bisa mendengarkan curhatan mereka dan saling
mendoakan satu sama lain. Dalam kelompok kecil ku, ada mbak yang menceritakan
dia kabur karena sebelum dia datang di Indonesia dia ditawarkan kerja di pabrik Taiwan tapi setelah dia tiba di Taiwan, dia bekerja sebagai petani
dari Pukul 5 pagi sampai Pukul 8 Malam waktu Taiwan. Setelah dia bekerja, dia
pun kembali merawat orangtua. Tiada hentinya dia bekerja. Dan satu orang lagi
dia selalu menangis, saya tanyak untuk cerita tapi dia tidak mau carita mungkin
dia hanya bisa menangis untuk cerita yang dia rasakan. Kami terdiri dari
berbagai agama namun kami saling mendoakan agar mereka tetap semangat,
dokumennya bisa terselesaikan dengan baik dan cepat, agar selalu bersyukur dan
menikmati segala prosesnya. Setelah berdoa, aku membiarkan mereka menangis agar
dapat terlampiaskan. Dan setelah itu, aku merasa bahagia karena aku melihat
mereka tersenyum walau dalam keadaan nangis. Dan say good bye kepada mereka.
Mendengar hal itu aku sadar bahwa Negara ku Indonesia di umur yang ke 70 tahun
ini, masih banyak yang haus akan makna dari sebuah kata MERDEKA. Mungkin anda
berpikir bahwa tulisan ini dibuat agar saya jadi terkenal atau apalah itu.
Namun saya menulis ini, karena merekalah yang minta agar suara mereka yang dari
tanah Formosa yang tandus ini bisa di dengar saudara-saudarnya terutama
pemerintah yang ada di tanah Indonesia yang subur dan kaya akan sumber daya alamnya.
Kita sebagai bangsa Indonesia agar lebih saling membahu satu sama lain untuk
kesejahteraan Negara Indonesia tanpa mementingkan agama, suku, dan ras. Mari
kita satukan perbedaan agar menjadi indah seperti pelangi yang indah setelah
hujan menyiraminya. Inilah sebuah catatan singkat dari SanxiA, Taiwan untuk
kemerdekaan Indonesia yang ke 70 tahun. INDONESIA, MERDEKA-lah !! kami
akan berdoa, berharap, dan berjuang demi nama mu dan warna mu. Coretan ini aku
persembahkan buat Indonesia.
Sanxia, Taiwan. 19 Agustus 2015
Terharu baca kisah di detention ini, Sir
BalasHapus