Jumat, 21 Agustus 2015


            Rabu, 19 Agustus 2015…. Aroma dan khas kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 70 tahun masih saja tercium di Negara Formosa ini. Selagi kami masih libur dari segala projek yang dari Profesor, Aku bersama teman-teman ku diajak salah seorang petugas yang darahnya 80% Cina, 10% Arab, dan 10% Toraja diajak untuk  pergi ke desa Sanxia, Taiwan untuk merayakan dan menghibur saudara saudari yang ada di detention. Sebelum saya berbagi arti kemerdakaan yang mereka alami di Negara ini, saya ingin memberitahukan bahwa detention ini adalah tempat dimana para pekerja asing ditangkap karena mereka kabur dari tempat kerja mereka. jadi sebelum dokumen mereka beres, mereka belum bisa pulang ke Negaranya masing-masing. Jadi ditempat ini, aku sangat terkejut. Kenapa? Di tempat ini saya merasa bukan detention, karena tempat ini bersih, dan luas.
            Kurang lebih dari 1 jam dari Neili, kami sampai ke tempat ini. Untuk masuk ke tempat ini, tidak diperbolehkan untuk sembarang orang. Harus ada petugas yang membawa atau menjamin. Selain itu, pengunjung harus menunjukan kartu tanda pengenal (ARC) agar bisa masuk ke tempat ini. Kami pun masuk, dengan membawa bahan dan peralatan kami untuk dapat kami berikan kepada saudara/i asal Indonesia di tempat ini. Ketika kami masuk, saya melihat ada banyak sekali asal Negara Indonesia yang tertangkap dibanding dari negara2 lain. Mereka pun dibagi kelompok sesuai dengan negaranya masing2.
            Kami pun memulai acaranya, dan salah seorang temanku memimpin dahulu. Kami pun bersama2 menyanyikan Indonesia Raya untuk memulai acara di detention. Dalam menyanyikan lagu tersebut, saya mencoba untuk memperhatikan satu/satu teman2 yang ada di detention. Ketika mereka menyanyikan lagu tersebut, saya melihat beberapa orang khususnya cewek menangis sambil menyanyikan lagu tersebut. Aku berpikir, mungkin mereka menangis karena rindunya akan sanak saudara yang ada di Indonesia atau ingin segera pulang ke negara Indonesia. Ditambah lagi kami menyanyikan lagu Hari Merdeka. Setelah menyanyikan lagu Hari Merdeka, temanku pun mengatakan MERDEKA. Setelah itu aku mendengar dari barisan laki-laki, bahwa dia belom merdeka karena masih berada di detention.
Setelah temanku memimpin lagu untuk dinyanyikan, akupun mengambil bagian dalam acara ini. Aku kembali memperkenalkan diri bahwa aku berperan sebagai JK dan temanku yang satu lagi berperan sebagai JD. Hahaha…. (Biar mereka terhibur) jadi sebenarnya ketika aku ngambil bagian, aku sebenarnya bingung mau buat acara apa. Eh dengan tiba2, ada sebuah ide yang masuk agar aku membuat acara dan menanyakan kepada mereka “Apa arti dari kemerdekaan buat mereka? dan Apa Harapannya buat Indonesia?” Ketika aku bertanya, ada seorang laki dengan berani maju walau teman-temannya mentertawakan dia. Pria tersebut yang asalnya dari Kediri. Dia mengungkapkan “Kermerdekaan itu adalah kebebasan yang dimana ada batasnya dan harapannya buat Indonesia agar lebih memperhatikan rakyat Indonesia seperti kami ini Mas.” Dan saya kambali melontarkan pertanyaan yang sama dan yang saya ingin wanita yang menjawab. Lalu seoranng wanita pun maju dengan memperkenalkan namanya. Namanya adalah Sri yang asalnya dari Kediri juga. Dia mengatakan bahwa di hari kemerdekaan ini adalah hari dimana dia merayakan hari ulang tahunnya juga. Jadi dia mengungkapan bahwa ini adalah pertama kalinya dia merayakannya di detention. Ketika dia mengatakan itu, dia menangis. Harapannya buat Indonesia agar lebih memperhatikan warganya terkhusus di Negara orang yang lagi mencari nafkah. Dan harapan mereka itu agar warganya itu tidak lagi pergi ke Negara orang untuk mencari nafkah, dan lapangan perkerjaan lebih tersedia lagi untuk orang2 yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang bagus. Dan dia berharap agar kemerdekaan ini bukan hanya dalam perkataan saja namu dalam tindakan yang nyata. Mereka menangis, namun apa daya tidak ada yang bisa mereka perbuat hanya pasrah dan berharap agar semuanya cepat terselesaikan dan merdeka. Satu hal lagi, agar agency yang tidak bertanggung jawab, agar lebih ditindak dan buat calon pekerja yang akan ke luar negeri agar lebih berhati2 lagi.
Menit pun berjalan terus karena kami pun mempunyai batas waktu mengadakan acara di detention. Kami pun membagi kelompok kecil agar bisa mendengarkan curhatan mereka dan  saling mendoakan satu sama lain. Dalam kelompok kecil ku, ada mbak yang menceritakan dia kabur karena sebelum dia datang di Indonesia dia ditawarkan kerja di pabrik Taiwan tapi setelah dia tiba di Taiwan, dia bekerja sebagai petani dari Pukul 5 pagi sampai Pukul 8 Malam waktu Taiwan. Setelah dia bekerja, dia pun kembali merawat orangtua. Tiada hentinya dia bekerja. Dan satu orang lagi dia selalu menangis, saya tanyak untuk cerita tapi dia tidak mau carita mungkin dia hanya bisa menangis untuk cerita yang dia rasakan. Kami terdiri dari berbagai agama namun kami saling mendoakan agar mereka tetap semangat, dokumennya bisa terselesaikan dengan baik dan cepat, agar selalu bersyukur dan menikmati segala prosesnya. Setelah berdoa, aku membiarkan mereka menangis agar dapat terlampiaskan. Dan setelah itu, aku merasa bahagia karena aku melihat mereka tersenyum walau dalam keadaan nangis. Dan say good bye kepada mereka.
            Mendengar hal itu aku sadar bahwa Negara ku Indonesia di umur yang ke 70 tahun ini, masih banyak yang haus akan makna dari sebuah kata MERDEKA. Mungkin anda berpikir bahwa tulisan ini dibuat agar saya jadi terkenal atau apalah itu. Namun saya menulis ini, karena merekalah yang minta agar suara mereka yang dari tanah Formosa yang tandus ini bisa di dengar saudara-saudarnya terutama pemerintah yang ada di tanah Indonesia yang subur dan kaya akan sumber daya alamnya. Kita sebagai bangsa Indonesia agar lebih saling membahu satu sama lain untuk kesejahteraan Negara Indonesia tanpa mementingkan agama, suku, dan ras. Mari kita satukan perbedaan agar menjadi indah seperti pelangi yang indah setelah hujan menyiraminya. Inilah sebuah catatan singkat dari SanxiA, Taiwan untuk kemerdekaan Indonesia yang ke 70 tahun.  INDONESIA, MERDEKA-lah !! kami akan berdoa, berharap, dan berjuang demi nama mu dan warna mu. Coretan ini aku persembahkan buat Indonesia.

                                                                                      Sanxia, Taiwan. 19 Agustus 2015

                                                                                                               


1 komentar :