Menjadi seorang warga Negara Indonesia merupakan
sebuah kebanggaan tersendiri bagi ku karena Indonesia terkenal dengan kekayaan
alamnya yang indah, lautnya yang biru, makanan yang enak, dan tentu orangnya
yang ramah kepada setiap turis yang berwisata ke Negara yang dikenal unity
diversity. Saat ini, saya merupakan seorang mahasiswa yang sedang belajar di
sebuah Negara yang terkenal dengan sebutan Negara Formosa. Sudah lebih dari 1 semester saya menikmati
indahnya hidup di Negara ini. Kita tahu bahwa pulau ini mempunyai panjang 394
kilometer (245 mil) dan lebar 144 kilometer (89 mil) tetapi pulau ini mempunyai
kemajuan yang begitu luar biasa mulai dari transportasi, aman, bersih, dan rapi
sehingga membuat saya terkejut dan seperti mimpi. Ya maklumlah saya hanyalah
manusia biasa yang berasal dari sebuah kampung di Smatera Utara yang belum
pernah menyentuh ataupun melihat langsung sebuah kemajuan yang terkadang aku
merasa kolot berada disini. Tapi dibanding dengan Negara tercinta yaitu
Indonesia, Negara ku tetaplah home sweet home bagiku.
Di Formosa, saya selalu berusaha agar saya di kenal
sebagai Indonesian dengan cara aku menggunakan pakaian traditional seperti baju
ulos, batik, dan mengajarkan mereka beberapa bahasa Indonesia. Ini membuat ku
merasa bangga karena dapat memperkenalkan Negara ku kepada orang lain. Setiap
aku bertemu mahasiswa internasional, maupun mahasiswa local mereka selalu
berkata Indonesia merupakan sebuah Negara yang begitu indah. Kita garis bawahi,
Negara yang indah. Kenapa indah? Ya, karena mereka hanya melihat dari satu
sudut pandang yaitu alamnya. Saya tidak tahu mereka hanya mau menyenangkan hati
saya atau tidak tapi aku sudah merasa senang. Dan mereka hanya tahu Indonesia
itu hanyalah Bali. Dalam benak saya, Yes mereka tahu bali. Mereka mengatakan
bahwa Bali merupakan sebuah pulau yang begitu indah dan lautnya sangat baik
untuk berselancar. Dan satu lagi tiket ke Bali itu sangat murah. Makanya
beberapa teman mahasiswa internasional ataupun local sangat senang berlibur ke
Bali. Setiap mereka menjelaskan tentang Bali, aku mencoba merespon mereka
tentang Bali. Aku berusaha untuk menjelaskan kepada mereka tentang Bali dan
untungnya aku tahu tentang Bali bukan aku pernah ke Bali tetapi aku pernah
membaca artikel tentang Bali. Setelah itu, aku berusaha untuk memperkenalkan
sebuah danau yang begitu indah yang tak kalah jauh dengan Bali yaitu Danau
TOBA. Setiap aku bertanya kepada teman-teman disini, Sudah pernahkah kamu ke
Danau TOBA atau pernah dengar Danau TOBA? Dan mereka selalu menjawab NO. Ketika
mereka mengatakan NO, disitu juga saya langsung berkesempatan untuk membuat
mereka tahu dan ingin pergi ke Danau TOBA. Tetapi dalam benak, saya merasa
sedih karena tak satupun mengetahui sebuah keindahan di kampng ku.
Kita tahu bahwa Danau TOBA, adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer
yang terletak di Provinsi Sumatera Utara (wikipedia.com)
dan merupakan sebuah pulau terbesar di Asia Tenggara. Selain itu Danau TOBA
juga mempunyai tempat-tempat indah dan bersejarah yang dapat di kunjungi. Namun
kini, Danau TOBAkurang terkenal dan diminati seperti dulu lagi. Sebenarnya apa
penyebabnya sehingga kurang diminati? Seperti dalam sebuah situs (danautobaindah.blogspot..com) yang saya
baca, ada beberapa poin sehingga Danau TOBA menjadi kurang dinikmati, yaitu :
- Kerusakan alam yang semakin parah.
- Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sampah.
- Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai.
- Kurangnya sebuah keramahan masyarakat yang ada disekitar Danau TOBA terhadap tourist yang berkunjung.
- Kurangnya promosi pemerintah tentang informasi akan keindahan Danau TOBA.
Selain itu saya juga
menambahi dalam bidang pendidikan. Saya melihat kurangnya sebuah perhatian di bidang pendidikan terhadap
pelajar ataupun masyarakat yang ada di sekitaran Danau Toba. Seperti bahasa inggris.
Ya, bahasa inggris adalah salah satu alat untuk dapat mempromosikan indahnya
Danau TOBA kepada tourist. Namun, alat ini kurang memadai sehingga Guide untuk
tourist di Danau Toba berasal dari Kota seperti medan. Hmm… iya, Jika saya
bandingkan terhadap Bali, sangat jauh sekali bedanya. Apakah harus orang Bali
yang turun tangan untuk mengurus si Toba?? Mungkin, pertanyaan ini bisa kita
jawab dalam hati kita masing-masing. Dan disini saya mengajak teman-teman yang
khusunya berasal dari Sumatra Utara baik yang sedang merantau di luar pulau
Sumatera ataupun di Luar negeri, Jangan lupa untuk pulang dan dapat membenahi
kampung kita yang di Sumatra Utara khususnya untuk si TOBA karena aku baca
sebuah artikel dari rri.co.id mencatat bahwa 5-10 Tahun lagi si TOBA akan
dibanjiri Turis Asing. MARI BANGGA MENJADI INDONESIA J
This is also published in http://issuu.com/ppsutaiwan7/docs/e-bulletin_ppsu_taiwan_ed_3