Selasa, 15 Desember 2015


    Menjadi seorang warga Negara Indonesia merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi ku karena Indonesia terkenal dengan kekayaan alamnya yang indah, lautnya yang biru, makanan yang enak, dan tentu orangnya yang ramah kepada setiap turis yang berwisata ke Negara yang dikenal unity diversity. Saat ini, saya merupakan seorang mahasiswa yang sedang belajar di sebuah Negara yang terkenal dengan sebutan Negara Formosa.  Sudah lebih dari 1 semester saya menikmati indahnya hidup di Negara ini. Kita tahu bahwa pulau ini mempunyai panjang 394 kilometer (245 mil) dan lebar 144 kilometer (89 mil) tetapi pulau ini mempunyai kemajuan yang begitu luar biasa mulai dari transportasi, aman, bersih, dan rapi sehingga membuat saya terkejut dan seperti mimpi. Ya maklumlah saya hanyalah manusia biasa yang berasal dari sebuah kampung di Smatera Utara yang belum pernah menyentuh ataupun melihat langsung sebuah kemajuan yang terkadang aku merasa kolot berada disini. Tapi dibanding dengan Negara tercinta yaitu Indonesia, Negara ku tetaplah home sweet home bagiku.

         Di Formosa, saya selalu berusaha agar saya di kenal sebagai Indonesian dengan cara aku menggunakan pakaian traditional seperti baju ulos, batik, dan mengajarkan mereka beberapa bahasa Indonesia. Ini membuat ku merasa bangga karena dapat memperkenalkan Negara ku kepada orang lain. Setiap aku bertemu mahasiswa internasional, maupun mahasiswa local mereka selalu berkata Indonesia merupakan sebuah Negara yang begitu indah. Kita garis bawahi, Negara yang indah. Kenapa indah? Ya, karena mereka hanya melihat dari satu sudut pandang yaitu alamnya. Saya tidak tahu mereka hanya mau menyenangkan hati saya atau tidak tapi aku sudah merasa senang. Dan mereka hanya tahu Indonesia itu hanyalah Bali. Dalam benak saya, Yes mereka tahu bali. Mereka mengatakan bahwa Bali merupakan sebuah pulau yang begitu indah dan lautnya sangat baik untuk berselancar. Dan satu lagi tiket ke Bali itu sangat murah. Makanya beberapa teman mahasiswa internasional ataupun local sangat senang berlibur ke Bali. Setiap mereka menjelaskan tentang Bali, aku mencoba merespon mereka tentang Bali. Aku berusaha untuk menjelaskan kepada mereka tentang Bali dan untungnya aku tahu tentang Bali bukan aku pernah ke Bali tetapi aku pernah membaca artikel tentang Bali. Setelah itu, aku berusaha untuk memperkenalkan sebuah danau yang begitu indah yang tak kalah jauh dengan Bali yaitu Danau TOBA. Setiap aku bertanya kepada teman-teman disini, Sudah pernahkah kamu ke Danau TOBA atau pernah dengar Danau TOBA? Dan mereka selalu menjawab NO. Ketika mereka mengatakan NO, disitu juga saya langsung berkesempatan untuk membuat mereka tahu dan ingin pergi ke Danau TOBA. Tetapi dalam benak, saya merasa sedih karena tak satupun mengetahui sebuah keindahan di kampng ku.
       Kita tahu bahwa Danau TOBA, adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara (wikipedia.com) dan merupakan sebuah pulau terbesar di Asia Tenggara. Selain itu Danau TOBA juga mempunyai tempat-tempat indah dan bersejarah yang dapat di kunjungi. Namun kini, Danau TOBAkurang terkenal dan diminati seperti dulu lagi. Sebenarnya apa penyebabnya sehingga kurang diminati? Seperti dalam sebuah situs  (danautobaindah.blogspot..com) yang saya baca, ada beberapa poin sehingga Danau TOBA menjadi kurang dinikmati, yaitu :
  1. Kerusakan alam yang semakin parah.
  2. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sampah.
  3. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai.
  4. Kurangnya sebuah keramahan masyarakat yang ada disekitar Danau TOBA terhadap tourist yang berkunjung.
  5. Kurangnya promosi pemerintah tentang informasi akan keindahan Danau TOBA.
      Selain itu saya juga menambahi dalam bidang pendidikan. Saya melihat kurangnya sebuah  perhatian di bidang pendidikan terhadap pelajar ataupun masyarakat yang ada di sekitaran Danau Toba. Seperti bahasa inggris. Ya, bahasa inggris adalah salah satu alat untuk dapat mempromosikan indahnya Danau TOBA kepada tourist. Namun, alat ini kurang memadai sehingga Guide untuk tourist di Danau Toba berasal dari Kota seperti medan. Hmm… iya, Jika saya bandingkan terhadap Bali, sangat jauh sekali bedanya. Apakah harus orang Bali yang turun tangan untuk mengurus si Toba?? Mungkin, pertanyaan ini bisa kita jawab dalam hati kita masing-masing. Dan disini saya mengajak teman-teman yang khusunya berasal dari Sumatra Utara baik yang sedang merantau di luar pulau Sumatera ataupun di Luar negeri, Jangan lupa untuk pulang dan dapat membenahi kampung kita yang di Sumatra Utara khususnya untuk si TOBA karena aku baca sebuah artikel dari rri.co.id mencatat bahwa 5-10 Tahun lagi si TOBA akan dibanjiri Turis Asing. MARI BANGGA MENJADI INDONESIA J

This is also published in http://issuu.com/ppsutaiwan7/docs/e-bulletin_ppsu_taiwan_ed_3