Sabtu, 03 September 2016

     Di hari minggu pada tanggal 28 Agustus, matahari begitu cerah dan sangkin cerahnya badan berkeringat dan basah seperti selesai dari olahraga. Bergegas pergi bersama teman-teman ke Taipei karena ada program mengajar kepada rekan-rekan pekerja Indonesia yang ada di Taiwan. Semangat dan bahagia itu melihat mereka bisa melanjutkan pendidikan, walau ditengah pekerjaan yang setiap harinya mereka lakukan tanpa lelah.

     Setelah dari program mengajar itu, karena ini hari minggu kita pun yang Kristiani bergegas kembali untuk beribadah ke sebuah tempat yang dekat dari tempat mengajar. Jangan tanyakan apa kotbah dari Pak pendeta ya, karena kotbahnya sangat lama. Hehehe… Sepulang dari ibadah dan karena waktu telah menunjukan malam, waktunya kembali ke tempat dormitory. Kurang lebih 45 menit dari Taipei ke tempat dormitory, kereta api pun  menjadi salah satu andalan untuk pulang walau tidak mendapatkan tempat duduk dan saling berdempetan. Ya karena jomblo, gapapalah bisa berdempetan dengan penumpang yang ada di kereta api karena gak akan ada yang marah. Haha… loh kok malah curhat ya? Baiklah saya lanjut….

Google image
     Ketika turun dari kereta api, kaki ini pun sangat lelah untuk melangkah tapi karena keadaan  yang memaksa, mau tidak mau kaki ini tidak boleh dimanjakan. Kaki pun saling berlomba menuju dormitory. Ditengah jalan, ada seorang kakek yang berjalan yang begitu lama, asumsi pun muncul, mungkin kakek itu lagi olahraga. Namanya juga di Taiwan, kebiasaan penduduk lokal dengan di kampung pun sangat jauh berbeda karena jam 10 malam mana ada seorang kakek yang berkeliaran ditengah malam dengan berjalan yang sangat lama. Ketika lewat kakek itu, tiba-tiba mata ini melihat ke arah teman yang sudah jauh jaraknya. Dan ternyata mereka menghampiri kakek tersebut. Dengan mandarin yang sangat pas-pas an mereka pun bertanya kepada kakek tersebut. Dan teman-teman pun memanggil saya untuk membantu kakek tersebut. Karena hanya saya laki-laki diantara teman-teman. Saya pun kembali ke kakek tersebut, dan ternyata teman-teman mengatakan bahwa kakek tersebut mau pulang ke rumahnya. Ya… walau tidak tahu alamat yang dikatakan kakek tersebut, kami pun menopang kakek tersebut dengan sangat berhati-hati karena kita khawatir karena ketika si kakek nantinya melewati rel kereta api. Lalu teman-teman pun mengatakan, “Gendong aja kakek itu. Biar saya pegang tas kamu”. Tapi apa daya, saya dan teman saya pun hanya bisa menopang kakek tersebut.

     Waktupun sudah kembali mengingatkan bahwa sudah jam 10 lewat. Padahal si kakek hanya bisa berjalan dengan sangat lama. Ditengah-tengah menopang si kakek, salah satu teman bertanya, 你累嗎?(Grandpa, Are you tired?)” lalu si Kakek menjawab, “不是 (tidak)” kita selalu bertanya kepada si kakek dengan pertanyaan yang sama, dan si kakek juga menjawab dengan yang sama juga. Dan teman bertanya umur si kakek, tenyata umur si kakek sudah 70. Untungnya, kami bertemu dengan seorang bapak warga negara Indonesia yang menggunakan mobil. Dan bapak itu menghampiri kami, dan bertanya Kenapa dan ada apa?? Kita sangat bersyukur bahwa, beliau mengantar si kakek tadi. Ketika mengantar ke rumah si kakek, ternyata rumah si kakek sangat jauh. Kalau naik mobil ada kurang lebih 20 menit, tapi kalau kami tadi berjalan mengantar si kakek, mungkin pagi hari kami akan sampai karena kendala bahasa dan juga daerah yang kami tuju yang belum kami ketahui. beliau menyarankan jika menemukan seorang kakek ditengah jalan, bisa menelpon 110. Agar polisi bisa mengantar sampai ke rumah. Kamu bisa bayangkan tidak jika itu terjadi kepada orangtua kita sendiri? Berjalan di tengah malam dengan sangat lama tanpa ada yang menolong dan juga kehausan. Walau seorang kakek mengatakan terus menerus tidak lelah, tapi dari raut wajah dan keringat yang membasahi wajah kakek tadi bahwa si kakek tidak mau merepotkan orang lain. Walau menahan rasa sakit. 

28 Oktober 2016

Neili, Taiwan. 

Sabtu, 16 Juli 2016

google image
Di setiap pagi hari yang cerah, disini diriku terbangun karena dering alarm yang sangat bersemangat membangunkan ku untuk beraktivitas. Daku pun bergegas berangkat ke ibu kota yang memakan waktu kurang lebih 1,5 jam. Diriku pun bergegas berangkat dengan menggunakan kereta api. Di dalam kereta api yang saya gunakan setiap harinya, selalu ada sebuah wanita cantik di dalam speaker yang mengatakan bahwa kita akan sampai dimana dengan menggunakan 4 bahasa. Walaupun tidak ada bahasa Indonesia, saya bersyukur ada bahasa inggris yang membuat saya mengerti apa yang dikatakan si wanita cantik di dalam speaker tersebut. Di dalam kereta api, ada banyak manusia yang saya temukan. Manusia yang berbadan tinggi, pendek, putih, hitam, cantik dan sebagainya. Selain itu, ada banyak cerita dialamnya. Di dalam sebuah kereta di pagi hari saya sangat jarang mendapatkan tempat duduk kosong karena padatnya manusia. Di suatu hari saya melihat ada seorang wanita yang menangis tanpa henti. Mulai dari saya masuk ke dalam kereta api sampai si wantia itu turun juga menangis. Saya melihat wanita yang menangis itu bukannlah penduduk lokal disini karena wanita tersebut menangis dan berbicara dengan telpon genggamnya. Semua orang pun meilihat wanita tersebut dan tidak peduli dengan si wanita tersebut. Selain itu, ada juga situasi yang saya lihat. Ada 3 orang yang tepat duduk disebelah wanita tersebut dan seorang wanita yang berdiri yang sedang asik dengan telpon genggamnya. Saya melihat 3 wanita tersebut itu adalah penduduk lokal. Saya melihat 3 wanita lokal tersebut membawa sebuah buku yang tebal berwarna hitam. Saya menebak bahwa buku itu adalah Alkitab. Kenapa? Karena saya mendengar percakapan mereka dengan menyebutkan kata “耶稣” yang artinya TUHAN. Dan juga mereka memperhatikan si wantia yang menangis di samping mereka. Setelah mereka memperhatikan terus menerus, saya melihat 3 wanita lokal tersebut melipat tangan dan menutup mata mereka sambil berkata –kata. Mungkin mereka sedang mendoakan si wanita yang menangis tersebut. Dan cerita tentang si seorang wanita yang berdiri dimana wanita tersebut sedang asik dengan telpon genggamnya. Saya melihat wanita ini tidak peduli dengan sekitarnya karena dia asik dengan telpon genggamnya. Tetapi ada hal yang sangat mengejutkan yang dilakukan si wanita yang asik dengan telpon genggamnya dimana ketika kereta berhenti di stasiun, si wanita itu pun mengeluarkan satu pack tisu kepada si wanita tersebut dan menangis sambil ia keluar dari dalam kereta api. Apapun masalah yang ada di dalam wanita tersebut, saya hanya dapat berharap bahwa dia akan baik-baik saja. Selain itu juga, ada banyak hal yang dapat ditemukan di dalam sebuah kereta api. Diantaranya ada yang sibuk dengan telpon genggamnya, ada yang tertidur, ada yang membaca buku, ada yang berpura-pura tidak pekah karena ada banyak pemuda yang saya temukan dimana tidak peduli dengan orangtua usia lanjut dihadapannya yang tidak memberikan tempat duduknya kepada si wanita tua tersebut. Jadi, diantara situasi tersebut yang manakah dirimu??

July, 17th 2016.

Neili, Taiwan 

Jumat, 12 Februari 2016

Sembari ku berhenti sejenak, aku menyempatkan diri untuk kembali menulis sebuah catatan kecil yang sengaja aku tulis untuk membawa ku ke masa lalu. Kata orang, masa lalu itu tidak perlu untuk di ingat karena pahit. Ya, mungkin itu hanya untuk beberapa orang yang mempunyai pengalaman pahit di masa lalu. Dan kebanyakan itu diakibatkan oleh putus cinta. Kata orang juga lebih baik sakit gigi daripada sakit hati. Namun tak semua orang mengatakan itu benar, karena beberapa orang juga memilih untuk sakit hati daripada sakit gigi karena kalau sakit gigi (tukolon orang batak menyebutnya) sudah tak terdefenisikan lagi sakitnya. (…kok jadi curhat?). Okay, balik lagi aku meluruskan tentang apa yang akan saya tulis. Kali ini aku dibawa dimana saya mengenal pensil dan pena pertama kalinya.

Ketika belum sekolah,aku ingin sekali pergi ke sekolah walau belum cukup umur. Aku bermain corat coret dengan jari ku di atas pasir dan menulis di atas daun dengan menggunakan lidi tanpa tahu apa makna dari coretan itu. Namun, aku merasakan aku sangat menikmati sekali. Hari berganti aku pun sangat senang karena umur ku sudah cukup untuk menginjakan kaki di ruangan kelas satu sekolah dasar (SD). Pada saat itu, aku berkenalan dengan sebuah benda yang kurus kerempeng namun begitu seksi karena dia mempunyai warna merah di ujungnya. Dia adalah pensil beserta penghapus di ujungnya. Aku sangat gembira bisa mengenal pensil karena aku bisa latihan corat coret dan latihan menulis yang diajarkan oleh guru ku. Aku senang juga kepada pensil karena aku bisa menghapus jika tulisan ku salah. Itulah kehebatan pensil yang bisa aku kagumi. Dimana dia dan penghapus bisa saling melengkapi satu sama lain.

Tahun demi tahun pun berlalu dimana aku menginjakan kaki di kelas 3 SD. Di kelas ini, ada teman baru. Aku pun berkenalan dengan dia. Dia adalah pena. Di masa ini, guru ku menyarankan aku untuk menggunakan pena sebagai alat tulis. Ntah mengapa… guru menyuruh ku pada waktu itu, ah ya sudahlah biarkan menjadi misteri. Aku berkenalan dengan pena. Si pena ini lebih cantik dari si pensil karena harganya yang amat begitu mahal. Namun, pada waktu itu aku sangat tidak menyukai si pena karena aku tidak bisa menghapus jika tulisan ku salah. Bagaimana dengan si tipex? Ya, dia adalah pasangan si pena. Tapi aku merasa si tipex tidak begitu baik untuk menghapus tulisan ku. Karena si tipex meninggalkan noda putih yang membuat kertas ku menjadi jelek. Seiring berjalannya waktu,  masa-masa ujian semester sekolah pun aku hadapi saperti di sekolah menengah atas (SMA) atau di universitas.  Di dalam ujian tersebut, si pendidik akan memberikan NB di ujung kertas soal ujian (NB : Tidak dianjurkan menggunakan pensil dan tipex. Jika menggunakannya, maka nilai minus). Ketika melihat dan membaca tulisan itu, dalam hati mengatakan OH…TIDAAAKKKK!!! Mengingat hal ini, Aku berpikir bahwa si pena dibuat agar kita lebih berhati-hati untuk mengisi kertas kosong agar menghasilkan suatu tulisan yang indah.

Loh, jadi mengapa pada waktu ujian nasional yang digunakan si pensil? Kok bukan pena?. Ya benar sekali, karena si pensil mengajarkan kita agar kita tidak gagal menghadapi ujian karena ada penghapus jika kita mempunya jawaban yang meragukan. Begitu juga dengan kehidupan ini, agar dimasa sulit kita bisa saling menguatkan, memotivasi, mengingatkan dan menghibur satu sama lain. Dan pena menggambarkan agar kita lebih berhati-hati untuk menjaga rasa persaudaraan, persahabatan, bahkan menjalani hidup agar kertas kosong terisi ketajaman tinta warna yang indah.


Neili, 13 February 2016.

Selasa, 15 Desember 2015


    Menjadi seorang warga Negara Indonesia merupakan sebuah kebanggaan tersendiri bagi ku karena Indonesia terkenal dengan kekayaan alamnya yang indah, lautnya yang biru, makanan yang enak, dan tentu orangnya yang ramah kepada setiap turis yang berwisata ke Negara yang dikenal unity diversity. Saat ini, saya merupakan seorang mahasiswa yang sedang belajar di sebuah Negara yang terkenal dengan sebutan Negara Formosa.  Sudah lebih dari 1 semester saya menikmati indahnya hidup di Negara ini. Kita tahu bahwa pulau ini mempunyai panjang 394 kilometer (245 mil) dan lebar 144 kilometer (89 mil) tetapi pulau ini mempunyai kemajuan yang begitu luar biasa mulai dari transportasi, aman, bersih, dan rapi sehingga membuat saya terkejut dan seperti mimpi. Ya maklumlah saya hanyalah manusia biasa yang berasal dari sebuah kampung di Smatera Utara yang belum pernah menyentuh ataupun melihat langsung sebuah kemajuan yang terkadang aku merasa kolot berada disini. Tapi dibanding dengan Negara tercinta yaitu Indonesia, Negara ku tetaplah home sweet home bagiku.

         Di Formosa, saya selalu berusaha agar saya di kenal sebagai Indonesian dengan cara aku menggunakan pakaian traditional seperti baju ulos, batik, dan mengajarkan mereka beberapa bahasa Indonesia. Ini membuat ku merasa bangga karena dapat memperkenalkan Negara ku kepada orang lain. Setiap aku bertemu mahasiswa internasional, maupun mahasiswa local mereka selalu berkata Indonesia merupakan sebuah Negara yang begitu indah. Kita garis bawahi, Negara yang indah. Kenapa indah? Ya, karena mereka hanya melihat dari satu sudut pandang yaitu alamnya. Saya tidak tahu mereka hanya mau menyenangkan hati saya atau tidak tapi aku sudah merasa senang. Dan mereka hanya tahu Indonesia itu hanyalah Bali. Dalam benak saya, Yes mereka tahu bali. Mereka mengatakan bahwa Bali merupakan sebuah pulau yang begitu indah dan lautnya sangat baik untuk berselancar. Dan satu lagi tiket ke Bali itu sangat murah. Makanya beberapa teman mahasiswa internasional ataupun local sangat senang berlibur ke Bali. Setiap mereka menjelaskan tentang Bali, aku mencoba merespon mereka tentang Bali. Aku berusaha untuk menjelaskan kepada mereka tentang Bali dan untungnya aku tahu tentang Bali bukan aku pernah ke Bali tetapi aku pernah membaca artikel tentang Bali. Setelah itu, aku berusaha untuk memperkenalkan sebuah danau yang begitu indah yang tak kalah jauh dengan Bali yaitu Danau TOBA. Setiap aku bertanya kepada teman-teman disini, Sudah pernahkah kamu ke Danau TOBA atau pernah dengar Danau TOBA? Dan mereka selalu menjawab NO. Ketika mereka mengatakan NO, disitu juga saya langsung berkesempatan untuk membuat mereka tahu dan ingin pergi ke Danau TOBA. Tetapi dalam benak, saya merasa sedih karena tak satupun mengetahui sebuah keindahan di kampng ku.
       Kita tahu bahwa Danau TOBA, adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran panjang 100 kilometer dan lebar 30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara (wikipedia.com) dan merupakan sebuah pulau terbesar di Asia Tenggara. Selain itu Danau TOBA juga mempunyai tempat-tempat indah dan bersejarah yang dapat di kunjungi. Namun kini, Danau TOBAkurang terkenal dan diminati seperti dulu lagi. Sebenarnya apa penyebabnya sehingga kurang diminati? Seperti dalam sebuah situs  (danautobaindah.blogspot..com) yang saya baca, ada beberapa poin sehingga Danau TOBA menjadi kurang dinikmati, yaitu :
  1. Kerusakan alam yang semakin parah.
  2. Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap sampah.
  3. Kurangnya sarana dan prasarana yang memadai.
  4. Kurangnya sebuah keramahan masyarakat yang ada disekitar Danau TOBA terhadap tourist yang berkunjung.
  5. Kurangnya promosi pemerintah tentang informasi akan keindahan Danau TOBA.
      Selain itu saya juga menambahi dalam bidang pendidikan. Saya melihat kurangnya sebuah  perhatian di bidang pendidikan terhadap pelajar ataupun masyarakat yang ada di sekitaran Danau Toba. Seperti bahasa inggris. Ya, bahasa inggris adalah salah satu alat untuk dapat mempromosikan indahnya Danau TOBA kepada tourist. Namun, alat ini kurang memadai sehingga Guide untuk tourist di Danau Toba berasal dari Kota seperti medan. Hmm… iya, Jika saya bandingkan terhadap Bali, sangat jauh sekali bedanya. Apakah harus orang Bali yang turun tangan untuk mengurus si Toba?? Mungkin, pertanyaan ini bisa kita jawab dalam hati kita masing-masing. Dan disini saya mengajak teman-teman yang khusunya berasal dari Sumatra Utara baik yang sedang merantau di luar pulau Sumatera ataupun di Luar negeri, Jangan lupa untuk pulang dan dapat membenahi kampung kita yang di Sumatra Utara khususnya untuk si TOBA karena aku baca sebuah artikel dari rri.co.id mencatat bahwa 5-10 Tahun lagi si TOBA akan dibanjiri Turis Asing. MARI BANGGA MENJADI INDONESIA J

This is also published in http://issuu.com/ppsutaiwan7/docs/e-bulletin_ppsu_taiwan_ed_3 






            

Sabtu, 07 November 2015

MOS…. Yang sering dikenal dengan masa orientasi siswa. Inilah yang kebanyakan dilakukan mahasiswa senior kepada mahasiswa baru ketika memasuki sekolah menengah atas atau perguruan tinggi. Kebanyakan orang khususnya senior sangat senang jika melakukan Mos. Ya, karena senior bisa memperkenalkan kawasan kampusnya dengan baik, educated, dan akrab. Oopps, maaf itu merupakan hanya sebuah imajinasi saya. Sebaliknya saya melihat Mos itu dilakukan bukanlah menjadi sebuah educated tetapi yang sangat memalukan. Seperti senior membuat junior menangis, memohon, agar apa yang dikatakan senior itu dapat dilakukan junior. Dan junior akan diberikan sebuah nama oleh senior (Seperti nama planet, binatang, dll) agar namanya bisa dikenal senior dan junior dapat mempertanggung jawabkannya. Selain itu, beberapa orang yang sedang melakukan Mos meninggal dunia karena kelelahan dan diberikan suatu yang tidak baik. Kebanyakan yang bilang bahwa hal ini sangat baik dilakukan karena katanya baik untuk menguji “Mental”.

Ngomong-ngomong tentang mental, sebenarnya apakah defenisi mental? Menurut kamus bahasa Indonesia, mental adalah bersangkutan dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga. Sudah jelas, apakah kejadian diatas menunjukan sebuah watak manusia?. Mungkin anda bertanya bahwa saya menulis ini karena saya mempunyai kejadian buruk ketika Mos di SMA atau Perguruan Tinggi. Jawabannya TIDAK. Saya melihat bahwa istilah Mos sudah sangat lengket dipikiran tiap orang bahwa itu tidak baik dan kelakuan yang kurang kerjaan. Namun sebaliknya aku mengatakan bahwa Mos itu haruslah DILAKUKAN tetapi dengan cara yang benar-benar educated, atau yang membuat mahasiswa baru itu dapat merasakan kemana mereka akan melangkah ke arah yang lebih baik.

    Nah, sekarang aku ingin bercerita sedikit tentang pengalaman ku bagaimana Mos dilakukan di salah satu sekolah di Taiwan. Mos disini dikenal dengan Summer camp atau English Summer Camp. Dari namanya saja kita bisa mengetahui bahwa ini dilakukan ketika libur summer atau musim panas. Ini dilakukan satu minggu sebelum masuk pelajaran baru. Jadi ketika saya menjadi panitia, saya merasa kagum dengan yang mereka perbuat. Ketika mereka melakukan summer camp, mereka tidak ada mengenal istilah Jengkol, Petai, atau semacamnya. Jadi disini mereka memang didik, dibenahi dengan materi berbasis bahasa inggris, dan mereka diberikan tugas presentasi yang akan mereka presentasikan di hari terakhir summer camp. Jadwal mereka dari Pkl.08.00-21.00 dimana dari pukul 08.00-12.00 mereka akan belajar di kelas, dan istirahat 2 jam dan dilanjutkan juga bagaimana membuat presentasi untuk mahasiswa 02.00-17.00. Dan dari pkl 18.00-21.00 Mereka akan ada sebuah games atau memperkenalkan sekolah kepada junior dan ini bertujuan untuk mempererat keakraban antar junior dan senior. Lalu mereka akan tidur di asrama setelah melakukan camp. Selain itu, mereka juga dilatih bagaimana bertanggung jawab seperti mereka akan dinilai dengan projek yang mereka lakukan. Dan inilah yang akan menentukan apakah mereka diterima atau tidak disekolah tersebut. Satu hal lagi, mereka juga dilatih untuk disiplin.
           
Discussion


Presentation
Time Keeper




Games

            Bagaimana dengan saya? Apa yang saya lakukan? Di camp ini, saya bertugas menjadi asisten guru yang bertugas untuk memberikan arahan kepada junior, mengabsen, dan membantu guru jika guru membutuhkan sesuatu, dan menghitung nilai mereka selama 1 minggu. Jadi, panitia disini seperti senior yang dimana sebelum summer camp, panitia dilatih selama lima hari agar senior tahu apa yang akan mereka lakukan. Disini saya bukan membandingkan suatu kejadian yang terjadi di beda Negara, tetapi saya memberikan tulisan ini agar kita dapat terinspirasi dari hal yang baik. Bisa saja anda tidak sependapat dengan saya, karena setiap orang mempunyai hak.Semoga bermanfaat!!
Enjoying Concert in The School


Senin, 24 Agustus 2015

Ho..ho..ho..
HORAS Kawan!
Hello guys, whats up?
Back again with me Andi Napitupulu with English For Fun :)
Nah saya sekarang mengambil topik tentang Tips Berbicara Dengan Bule (Native Speaker).
Disini ya guys, saya hanya ingin berbagi pengalaman saja.
Kebanyakan kita orang Indonesia udah banyak tahu ni tentang vocabularies, Tenses, etc. Tapi waktu udah turun lapangan kebanyakan takut untuk praktikin bahasa inggris yang dia punya. Merasa ga lo guys?
Take it easy guys :)
Disini saya punya tips yang berguna buat lo lo semua.
Udah ga sabar ya?
Okay, Check this out ya guys ;)

1. Mental
Kenapa yang pertama mental? ya, kalau tidak ada mental untuk ngomong, semuanya akan buyar. Kalau masih takut, ambil napas yang dalam dan ingat tujuan guys bahwa kalian ingin melatih bahasa Inggrisnya kamu, jadi yakin dan percaya semuanya kan baik2 saja dan OK.

2. Greeting/ Sapa dulu guys.
Terkadang buat cari perhatian buat mereka itu susah guys, blom lagi ngadapin bule yang sombongnya ga karuan. Ooopps.. tapi jangan khawatir guys dangan kita membuat greeting/sapaan kpd mereka, mereka pasti senang lihat kita. Misalnya : Hello, Good morning Sir. Atau dengan greeting daerah juga bisa seperti di suku batak lo bisa bilang HORAS! Karena mereka itu kan guys sebelum mereka travelling, mereka sudah pelajarin dulu bagaimana suku, bahasa, dan lokasinya via buku atau internet.

3. Introducing yourself/ Perkenalkan diri lo guys.
Guys.. untuk memberikan rasa nyaman terhadap teman ngobrol kita, mau ga mau lo harus kenalin siapa nama lo dan apa tujuan lo untuk ngobrol dengan dia. Misalnya : Hello Sir, My name is Andi Napitupulu. Here I'm practicing my English. Nah.. setelah lo kenalin ma dia dan ada respond, sekarang giliran lo yang nanya dia. Misalnya: And what is your name Sir?

4. Beginning conversation/Percakapan permulaan
Disini ya guys, lo bisa nyari info tentang turis itu. Misalnya :
·         “How long will you stay in Indonesia? (Berapa lama anda akan tinggal di Indonesia?”
·         “With whom did you come here? (Dengan siapa anda datang kesini?)”
·         “Where do you stay here? (Dimana anda tinggal disini?), etc .

5. Basa Basi
Guys, Basa Basi disini bukanlah Basa Basi Sembarangan atau yang mereka sebut denga Bulshit. Basa Basi disini ya guys agar mereka itu tidak bosan. Apalagi kalo ngadapin turis yang juteknya minta ampun. Nih saya kasi pertanyaan yang bisa lo tanya ke dia.
 -Where do you come from?
-What is your Favorite foods/drinks?
-What do you think about Indonesia?
oh ya ada yang paling penting yang harus lo ingat. Jangan pernah bertanya tentang siapa pacaranya, istrinya, umurnya dan agamanya karena hal-hal tersebut ialah bersifat privasi/pribadi. Ok !

6. Minta E-mail/Facebook/Twitter 
Jangan lupa guys minta E-mail atau jejaring sosial yang mereka punya. Tujuannya agar lo tetap closed dengan mereka dan bisa ngelanjutin ngobrol lo tanpa batas jarak dan waktu lagi guys.

7. Pendapat tentang Bahasa Inggris
Setelah lo ngobrol banyak dengan dia, lo bisa tanya ke dia tentang bahasa Inggris lo. Biasanya bule-bule selalu jawab “I think your English is not bad” ato “Your English is very good” . kalo tuh bule sampe bilang “Your English is very very BAD ! L” berarti lo harus belajar lagi yee :P

8. Suggestion untuk buat bahasa Inggris mu tambah OK
Disini lo bisa tanya ke dia tentang Bahasa Inggris lo. Misalnya “Give me your opinion to make my English better than before, please” . Biasanya bule cuma nyuruh lo belajar lagi dan memperbaiki vocabulary+tenses lo . so, jangan khawatir diceramahi tuh bule . Tujuannya untuk koreksi diri sendiri aja guys.

9. Ajak Foto
Ni salah satunya biar kenangan lo bisa diingat terus. Lo bisa minta foto ke dia. Misalnya : "Can I take picture with you Sir?” Biasanya turis yang ramah itu, langsung mau diajakin foto. Oh ya, kalu bulenya ga mau fotoan, jangan dipaksa ya guys dan jangan mau kalo bule minta bayaran kalau fotoan. Hadeuh…. Serasa artis -_-.

10. Closing
Disini maksudnya bukan menutup perckapan lo dengan kain atau ember tp menutup percakapan lo dengan meminta maaf. Misalnya : “I want to say thanks so much for your time. I apologize if I have mistake. Byee byee. See you next time J” ato biar lebih singkatnya “Okey, thank you. Byee Byee. See you next time” Dan jangan lupa berikan senyuman yang paling manis buat dia biar ada yang diingat gitu guys.

Okay guys, Semoga bermanfaat dan jangan lupa dipraktekan ya.
HORAS!!!


Jumat, 21 Agustus 2015


            Rabu, 19 Agustus 2015…. Aroma dan khas kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 70 tahun masih saja tercium di Negara Formosa ini. Selagi kami masih libur dari segala projek yang dari Profesor, Aku bersama teman-teman ku diajak salah seorang petugas yang darahnya 80% Cina, 10% Arab, dan 10% Toraja diajak untuk  pergi ke desa Sanxia, Taiwan untuk merayakan dan menghibur saudara saudari yang ada di detention. Sebelum saya berbagi arti kemerdakaan yang mereka alami di Negara ini, saya ingin memberitahukan bahwa detention ini adalah tempat dimana para pekerja asing ditangkap karena mereka kabur dari tempat kerja mereka. jadi sebelum dokumen mereka beres, mereka belum bisa pulang ke Negaranya masing-masing. Jadi ditempat ini, aku sangat terkejut. Kenapa? Di tempat ini saya merasa bukan detention, karena tempat ini bersih, dan luas.
            Kurang lebih dari 1 jam dari Neili, kami sampai ke tempat ini. Untuk masuk ke tempat ini, tidak diperbolehkan untuk sembarang orang. Harus ada petugas yang membawa atau menjamin. Selain itu, pengunjung harus menunjukan kartu tanda pengenal (ARC) agar bisa masuk ke tempat ini. Kami pun masuk, dengan membawa bahan dan peralatan kami untuk dapat kami berikan kepada saudara/i asal Indonesia di tempat ini. Ketika kami masuk, saya melihat ada banyak sekali asal Negara Indonesia yang tertangkap dibanding dari negara2 lain. Mereka pun dibagi kelompok sesuai dengan negaranya masing2.
            Kami pun memulai acaranya, dan salah seorang temanku memimpin dahulu. Kami pun bersama2 menyanyikan Indonesia Raya untuk memulai acara di detention. Dalam menyanyikan lagu tersebut, saya mencoba untuk memperhatikan satu/satu teman2 yang ada di detention. Ketika mereka menyanyikan lagu tersebut, saya melihat beberapa orang khususnya cewek menangis sambil menyanyikan lagu tersebut. Aku berpikir, mungkin mereka menangis karena rindunya akan sanak saudara yang ada di Indonesia atau ingin segera pulang ke negara Indonesia. Ditambah lagi kami menyanyikan lagu Hari Merdeka. Setelah menyanyikan lagu Hari Merdeka, temanku pun mengatakan MERDEKA. Setelah itu aku mendengar dari barisan laki-laki, bahwa dia belom merdeka karena masih berada di detention.
Setelah temanku memimpin lagu untuk dinyanyikan, akupun mengambil bagian dalam acara ini. Aku kembali memperkenalkan diri bahwa aku berperan sebagai JK dan temanku yang satu lagi berperan sebagai JD. Hahaha…. (Biar mereka terhibur) jadi sebenarnya ketika aku ngambil bagian, aku sebenarnya bingung mau buat acara apa. Eh dengan tiba2, ada sebuah ide yang masuk agar aku membuat acara dan menanyakan kepada mereka “Apa arti dari kemerdekaan buat mereka? dan Apa Harapannya buat Indonesia?” Ketika aku bertanya, ada seorang laki dengan berani maju walau teman-temannya mentertawakan dia. Pria tersebut yang asalnya dari Kediri. Dia mengungkapkan “Kermerdekaan itu adalah kebebasan yang dimana ada batasnya dan harapannya buat Indonesia agar lebih memperhatikan rakyat Indonesia seperti kami ini Mas.” Dan saya kambali melontarkan pertanyaan yang sama dan yang saya ingin wanita yang menjawab. Lalu seoranng wanita pun maju dengan memperkenalkan namanya. Namanya adalah Sri yang asalnya dari Kediri juga. Dia mengatakan bahwa di hari kemerdekaan ini adalah hari dimana dia merayakan hari ulang tahunnya juga. Jadi dia mengungkapan bahwa ini adalah pertama kalinya dia merayakannya di detention. Ketika dia mengatakan itu, dia menangis. Harapannya buat Indonesia agar lebih memperhatikan warganya terkhusus di Negara orang yang lagi mencari nafkah. Dan harapan mereka itu agar warganya itu tidak lagi pergi ke Negara orang untuk mencari nafkah, dan lapangan perkerjaan lebih tersedia lagi untuk orang2 yang tidak mempunyai latar belakang pendidikan yang bagus. Dan dia berharap agar kemerdekaan ini bukan hanya dalam perkataan saja namu dalam tindakan yang nyata. Mereka menangis, namun apa daya tidak ada yang bisa mereka perbuat hanya pasrah dan berharap agar semuanya cepat terselesaikan dan merdeka. Satu hal lagi, agar agency yang tidak bertanggung jawab, agar lebih ditindak dan buat calon pekerja yang akan ke luar negeri agar lebih berhati2 lagi.
Menit pun berjalan terus karena kami pun mempunyai batas waktu mengadakan acara di detention. Kami pun membagi kelompok kecil agar bisa mendengarkan curhatan mereka dan  saling mendoakan satu sama lain. Dalam kelompok kecil ku, ada mbak yang menceritakan dia kabur karena sebelum dia datang di Indonesia dia ditawarkan kerja di pabrik Taiwan tapi setelah dia tiba di Taiwan, dia bekerja sebagai petani dari Pukul 5 pagi sampai Pukul 8 Malam waktu Taiwan. Setelah dia bekerja, dia pun kembali merawat orangtua. Tiada hentinya dia bekerja. Dan satu orang lagi dia selalu menangis, saya tanyak untuk cerita tapi dia tidak mau carita mungkin dia hanya bisa menangis untuk cerita yang dia rasakan. Kami terdiri dari berbagai agama namun kami saling mendoakan agar mereka tetap semangat, dokumennya bisa terselesaikan dengan baik dan cepat, agar selalu bersyukur dan menikmati segala prosesnya. Setelah berdoa, aku membiarkan mereka menangis agar dapat terlampiaskan. Dan setelah itu, aku merasa bahagia karena aku melihat mereka tersenyum walau dalam keadaan nangis. Dan say good bye kepada mereka.
            Mendengar hal itu aku sadar bahwa Negara ku Indonesia di umur yang ke 70 tahun ini, masih banyak yang haus akan makna dari sebuah kata MERDEKA. Mungkin anda berpikir bahwa tulisan ini dibuat agar saya jadi terkenal atau apalah itu. Namun saya menulis ini, karena merekalah yang minta agar suara mereka yang dari tanah Formosa yang tandus ini bisa di dengar saudara-saudarnya terutama pemerintah yang ada di tanah Indonesia yang subur dan kaya akan sumber daya alamnya. Kita sebagai bangsa Indonesia agar lebih saling membahu satu sama lain untuk kesejahteraan Negara Indonesia tanpa mementingkan agama, suku, dan ras. Mari kita satukan perbedaan agar menjadi indah seperti pelangi yang indah setelah hujan menyiraminya. Inilah sebuah catatan singkat dari SanxiA, Taiwan untuk kemerdekaan Indonesia yang ke 70 tahun.  INDONESIA, MERDEKA-lah !! kami akan berdoa, berharap, dan berjuang demi nama mu dan warna mu. Coretan ini aku persembahkan buat Indonesia.

                                                                                      Sanxia, Taiwan. 19 Agustus 2015